Merawat Kesehatan Mental: Kenali Diri, Hadapi Tantangan, dan Dukung Sesama

""

Maslinda Nikmatus Sholihah, S.Psi

Maslinda Nikmatus...

Kam, 20 Feb 2025

share
img Merawat Kesehatan Mental: Kenali Diri, Hadapi Tantangan, dan Dukung Sesamaimg Merawat Kesehatan Mental: Kenali Diri, Hadapi Tantangan, dan Dukung Sesama

Pada 10 Oktober 2024, dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day. Mengacu pada definisi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat empat kriteria utama yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki kesehatan mental yang baik.

Pertama, individu mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya serta memahami potensi dirinya. Kedua, ia dapat menghadapi konflik dalam hidupnya, baik dengan menyelesaikannya sendiri maupun dengan meminta bantuan orang lain jika merasa tidak mampu. Kesadaran akan keterbatasan diri serta kesiapan untuk mencari pertolongan merupakan tanda jiwa yang sehat.

Kriteria ketiga adalah kemampuan seseorang untuk tetap produktif dan memberikan manfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Terakhir, individu harus memiliki peran aktif dalam lingkungan atau komunitasnya. Jika salah satu dari keempat aspek ini tidak terpenuhi, maka orang tersebut dapat dikategorikan sebagai individu dengan masalah kejiwaan atau gangguan jiwa.

Lebih lanjut, terdapat perbedaan antara masalah kejiwaan dan gangguan jiwa. Individu dengan masalah kejiwaan berada dalam kondisi rentan terhadap gangguan mental, seperti mereka yang mengalami penyakit kronis, kehilangan pekerjaan, perceraian, atau musibah lainnya. Sementara itu, gangguan jiwa mengacu pada kondisi di mana fungsi pikir, emosi, dan perilaku seseorang terganggu hingga menurunkan kualitas hidupnya. Contohnya, perasaan sedih yang berlebihan hingga menghambat aktivitas sehari-hari atau kecemasan ekstrem yang membuat seseorang takut keluar rumah.

Terkait dengan istilah orang gila, ditegaskan bahwa istilah tersebut tidak ada dalam ilmu kesehatan jiwa. Sebutan tersebut tidak tepat dan lebih baik diganti dengan istilah “orang dengan gangguan jiwa berat” atau “disabilitas mental/psikososial.” Salah satu contohnya adalah individu dengan skizofrenia yang mengalami kesulitan membedakan antara kenyataan dan pikirannya sendiri. Penggunaan istilah yang keliru dapat memperburuk stigma negatif di masyarakat dan menghambat pemulihan individu yang mengalami gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan istilah yang lebih manusiawi dan tidak diskriminatif.

Sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan penanganan masalah kesehatan mental, Paham Jiwa Indonesia hadir untuk memberikan edukasi, konsultasi, dan dukungan bagi individu yang mengalami gangguan mental. Dengan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan empati, Paham Jiwa Indonesia berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Jangan ragu untuk mencari pertolongan dan mendukung kesehatan mental bersama.